Daftar Blog Saya

Kamis, 19 Agustus 2010

Acara Adat di Boti

Gubernur NTT hadiri “malais” di Boti

Soe, Global. Gubernur Nusa Tenggara Timur Drs. Frans Leburaya dan Wakil Gubernur Esthon Foenay serta Bupati TTS Ir. Paulus V. R. Mella, M.Si Jumat (11/09) menghadiri acara adat “malais” di desa Boti kecamatan KiE Kabupaten Timor Tengah Selatan. Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka perpisahan antara arwah Raja Nune Benu (92) yang meninggal dunia pada 20 Mei 2005 silam dengan para masyarakat desa Boti khususnya bagi mereka yang berada di Boti Dalam. Rombongan diterima secara adat oleh masyarakat suku Boti Dalam yang dipimpin langsung oleh raja baru Namah Benu (42) yang juga adalah putera dari almarhum Nune Benu.
Upacara adat ini dilaksanakan setelah kaum Boti Dalam telah mengumpulkan makanan dan ternak yang akan disembelih dalam acara tersebut. Acara ini sebagai bentuk penghormatan terakhir mereka yang masih hidup dengan arwah Nune Benu yang juga terkenal sebagai salah satu tokoh supranatural.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur bersama rombongan dapat melihat langsung pola kehidupan masyarakat suku terasing tersebut. Salah satu ciri khas mereka adalah masih berkonde bagi kaum laki-laki. Suku ini juga adalah merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Kabupaten TTS.
Menurut penuturan Kohe Nomleni (67), salah seorang warga Boti Dalam, pola kehidupan masyarakat suku ini terkenal karena masih menganut paham animisme. Mereka percaya bahwa ada Uis Neno (Tuhan/dewa Langit) dan Uis Pah (Tuhan/dewa Bumi/Ibu Pertiwi). Mereka melakukan upacara ibadah melelui Uis Pah yang menurut keparcayaaan mereka akan diteruskan oleh Uis Pah kepada Uis Neno. Masyarakat Desa Boti Dalam yang mesih menganut aliran ini berjumlah 70 KK dengan jumlah jiwa 350 orang. Sementara ternak yang telah disembelih adalah sapi 74 ekor, babi, 122 ekor dan kambing 23 ekor. Ternak yang masih tersisa dan akan disembelih adalah babi 72 ekor, sapi 11 ekor dan kambing 33 ekor. Ini semua adalah sumbangan dari warga Boti dan juga persiapan dari keluarga raja Namah Benu sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku ini bermata pencaharian sebagai petani. Mereka hidup rukun dengan saudara dan sesame mereka yang berada di daerah Boti Luar yang pada umumnya telah menerima pengaruh budaya luar terutama telah menerima ajaran agama Kristen Protestan. Penuturan Bota Benu, salah seorang Meo/panglima Perang bahwa acara Malais ini dilakukan karena selama masa berkabung sejak almarhun raja Nune Benu menginggal, masyarakat suku Boti Dalam tidak boleh bepergian keluar untuk urusan apapun. Setelah selesai ritual perpisahan ini barulah mereka boleh meninggalkan kampung Boti Dalam untuk urusan lainnya. Selain itu juga ia menuturkan bahwa almarhum Nune Benu memiliki 5 orang anak namum salah seorang dari mereka meninggal dunia. Ketika ditanya Global mengenai nama anak yang meniggal itu ia mengatakan bahwa tidak boleh alias pamali dan hanya boleh disebutkan oleh sang raja baru Namah Benu. Ian hanya mengatakan bahwa almarhum memiliki 4 anak yang masih hidup yakni Muke Benu (P), Laka Benu (L), Namah Benu (L) dan Molo Benu (P). ketika ditanya Global lebih lanjut mengenai mengapa yang menjadi raja adalah putera pertama Laka Benu untuk mengganti ayahnya, ia mengatakan bahwa masalah siapa yang mengganti mereka mempunyai kepercayaan bahwa Namah telah ditunjuk untuk mengganti ayahnya secara langsung. Namun ia tidak merinci bagaimana caranya. Ia hanya mengatakan kalau yang berhak untuk mengatakan secara detail adalah sang raja baru sendiri.
Masyarakat suku terasing ini juga mempunyai kebiasaan yang unik. Apabila terdapat seorang dari desa Boti yang mencuri pisang, semua masyarakat suku tersebut dibawah pimpinan raja akan mendatangi kebun si pencuri lalu beramai-ramai menanam anakan pisang dikebunnya. Mereka beranggapan bahwa in mencuri karena tidak punya jadi mereka memberikan apa yang dicurinya. Mereka tidak mengenakan denda karena hanya akan memberatkan si pencuri dan si pemilik hasil yang dicuri.
Jika masyarakat umum mengenal ada 7 hari dalam seminggu, mereka mengenal 9 hari diantaranya Neon Snasat dimana pada hari ini semua tidak boleh beraktifitas namun berkumpul untuk berdoa yang dipimpin oleh sang raja, Neon Suli dimana hari ini juga mereka tidak boleh berselisih. Apabila ada perselisihan maka langsung diselesaikan hari itu juga oleh sang raja. Dan beberapa hari yakni neon Besi, neon Liana, Neon Pah dan beberapa hari lainnya. Mereka juga memiliki tempat ibadah namun yang boleh masuk kedalam tempat tersebut untuk melakukan ritual adalah raja.
Dalam kesempatan tersebut dilaksanakan dialog dengan masyarakat setempat. Saat ditanya Bupati TTS sebagai pemandu acara dialog mengenai keluhan apa yang ingin disampaikan kepada Gubernur untuk pembangunan desa Boti, Raja Namah Benu hanya menjawab bahwa semua telah diketahui. Saat itu Gubernur mengatakan bahwa akses jalan masuk menuju salah satu ikon wisata ini akan diperhatikan oleh pemerintah.
Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Kantor Pariwisata NTT, Ans Takalapeta, Kapolres TTS, Kejari TTS, beberapa Anggota DPRD Provinsi NTT, Kepala SKPD kabupaten TTS, wartawan media massa nasional dan local, wisatawan mancanegara serta masyarakat desa Boti dan sekitarnya serta undangan lainnya (glo-82).


“Valyans” Mollo Selatan Juara Mutis Cup VI.
Kapan-Global. Valyans Kecamatan Mollo Se4latan keluar sebagai juara I Turnamen Bola Volley Mutis Cup VI yang berlangsung Jumat (11/09) di lapangan kantor Camat Mollo Utara. Kegiatan yang berlangsung selama seminggu tersebut ditutup secara resmi oleh Wakil Bupati TTS, Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si selaku Ketua Pelaksana Harian KONI TTS. Hadir pada kesempatan itu Anggota DPRD TTS, Ibu Fransisca Litelnoni-Sianto, Camat Mollo Utara, Pengurus KONI TTS serta masyarakat kota Kapan dan sekitarnya. Dalam kesempatani itu Wakil Bupati mengatakan bahwa TTS kaya akan bibit atlit sehingga perlu adanya turnamen untuk menyeleksi atlit agar dibina, kegiatan Mutis Cup ini juga telah menjadi agenda tetap PBVSI TTS. Selain itu Wakil Bupati juga mengatakan bahwa ajang ini juga menjadi tempat dijaringnya atlit yang akan diikutsertakan dalam Porda bulan Oktober mendatang di Belu. Wabup Litelnoni juga mengharapkan bahwa dengan kegiatan seperti ini dapat mempererat tali persaudaraan antar sesame pemuda dikabupaten TTS. Masalah hadiah bukanlah tujuan utama tetapi yang utama adalah prestasi.
Sementara itu ketua pantita Samuel Tanesia dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan ini terselenggara berkat bantuan pemerintah kabupaten, sumbangan donator serta usaha panitia. Ia juga mengatakan bahwa kalau kali ini hanya diberlakukan local tournament maka untuk tahun depan akan diadakan open dan local turnament sekaligus. Acara ini juga merupakan hiburan bagi masyarakat luas.
Pertandingan perebutan tampat ketiga, tim Hanura takluk dengan skor 2-3, sementara partai final yang mempertemukan Valyans Mollo Selatan dan Buldozer Kota SoE berlangsung menarik. Valyans yang dimotori oleh Adi dan Meden Opat serta Depson berhasil mengalahkan Buldozer yang diperkuat pemain senior Ili, Zenon danEdi. Akhirnya Buldozer harus mengakui keunggulan Valyans Mollo Selatan dengan tiga set langsung atau 3-0 (glo-82).

RSUD TTS berhutang 1 milyar lebih.
Pemkab TTS Bantu dana 50%

SoE Global. Rumah Sakit Umum Daerah TTS mempunyai hutang sebanyak 1,2 milyar lebih kepada pihak penyedia obat-obatan. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Anggota DPRD TTS dan Direktur Rumah Sakit Umum SoE, dr. Musa Salurante di ruang kerjanya Selasa, (08/09). Saat pertemuan dalam rangka kunjunga kerja anggota DPRD TTS untuk meninjau bobolnya WC yang berada dilantai 2 pada salah satu bangunan rumah sakit tersebut yang terjadi beber.
Dalam pertemuan itu Salurante mengatakan bahwa adalah benar jika selama ini ada keluhan dari pasien mengenai kekurangan obat pada Rumah Sakit. Hal ini disebabkan oleh pihak penyedia obat-obatan tidak lagi mau menyalurkan obat karena masih ada utang dari beberapa tahun anggaran lalu. Untuk itu ia berharap masalah ini secepatnya diselesaikan agar proses pelayanan terhadap pasien bisa kembali normal. Hal senada juga diungkapkan salah seorang petugas medis yang enggan namanya ditulis mengatakan bahwa benar ada tunggakan pembayaran pada tahun 2008 dari pihak Rumah Sakit Umum kepada pihak ketiga pada tahun lalu. Ia juga merasa heran kemana penggunaan alokasi dana untuk pembayaran obat-obatan sehingga menimbulkan hutang yang sedemikian banyak.
Menyikapi hal tersebut, Jumat pagi (18/09) bertempat diruang kerja Bupati TTS berlangsung pertemuan untuk membicarakan hal tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum kunjungan kerja Bupati TTS menuju Desa Mauleum Kecamatan Amanuban Timur. Pantauan Global, hadir pada kesempatan itu Wakil Bupati TTS, Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si, Plt. Sekda TTS, Ir. Yaan Tanaem, Direktur Rumah Sakit Umum SoE, dr. Musa Salurante dan pihak pengusaha jasa farmasi.
.Plt. Sekda TTS Ir. Yaan Tanaem yang dikonfirmasi Global pasca pertemuan ketika mendampingi Bupati TTS dalam kunjungan kerja ke desa Mauleum Kecamatan Amanuban Timur mengatakan bahwa hasil dari pertemuan tersebut adalah pihak pemerintah kabupaten menyediakan dana 50% untuk menanggulangi utang tersebut sedangkan sisanya baru akan ditanggulangi pada tahun depan. Tanaem juga mengatakan bahwa pencairan dana ini akan berlangsung dalam waktu dekat sehingga dapat menjamin ketersediaan obat di Rumah Sakit. Ia berharap agar proses pelayanan di Rumah Sakit akan kembali normal dengan adanya pertemuan serta kesepakatan tersbut. Hingga saat berita ini diturunkan, Direktur Rumah Sakit Umum SoE dr. Musa Salurante serta pengusaha jasa farmasi yang menyediakan keperluan obat-obatan belum berhasil dikonfirmasi. Sampai saat ini juga belum ada kejelasan mengenai tindak lanjut dari pihak pemerintah terutama hasil audit Banwas TTS mengenai kasus tersebut. (glo-82)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar